Perjalanan Menemukan Guci Nabi Sulaiman *)

 Serial Resensi Hikayat

Judul  :
Hikayat Jin dan Setan yang Terpenjara Pada Masa Nabi Sulaiman As. (Malam ke- 561-568), dan Hikayat Kota Tembaga (Malam ke- 569 – 574)

Sinopsis Buku :

Dahulu, di kota Damaskus, hiduplah seorang khalifah besar zaman Dinasti Umayyah bernama Abdul Malik bin Marwan. Suatu hari, khalifah sedang bercakap-cakap dengan seorang bawahannya. Mereka membahas Nabi Sulaiman A.s yang dianugerahi oleh Allah SWT beberapa hikmah & kekuasaan atas jin, burung, binatang buas, dan makhluk lain. Nabi Sulaiman sanggup memenjarakan jin dan setan ke dalam guci tembaga yang di tutup dengan timah. Mendengar hal itu khalifah Abdul Malik pun ingin melihat salah 1 guci milik nabi Sulaiman. Singkat cerita rombongan Thalib bin Sahal melintasi negeri Syam. Mereka tiba di istana gubernur Musa bin Husain, surat dari khalifah langsung di serahkan ke gubernur Musa, dan ia langsung mengumpulkan para bawahannya untuk melakukan musyawarah. Seorang pejabat memberi usulan agar jika ingin mengetahui tempat yang di maksud maka harus menanyakan kepada Syekh Abdush Shamad karena ia sorang cendekiawan yang berpengetahuan luas.

Setelah mendengar usulan itu, gubernur Musa memerintahkan seorang prajuritnya untuk meminta syekh Abdush shamad agar segera datang ke istana, tak lama kemudian ia datang. Kemudian gubernur Musa menyampaikan apa yang di maksudkan oleh khalifah Abdul Malik. Lalu syekh Abdush menjelaskan jalan dan lantaran medan yang harus di lalui untuk menuju tempat itu.

Singkat cerita berangkatlah gubernur bersama rombongan, mereka tiba di sebuah istana. Di depan istana mereka melihat sebuah pintu yang terbuka, pintu itu di topang oleh 2 buah pilar kokoh di kanan kirinya, di bagian atas pintu itu tampak beberapa tulisan dalam bahasa yunani. Akhirnya para rombongan pun masuk ke istana, di dalam istana mereka menemukan 3 tulisan bahasa yunani.

Setelah itu rombongan pun kembali bergerak dengan syekh Abdush Shamad. setelah menempuh perjalanan selama 4 hari rombongan gubernur Musa tiba di sebuah bukit, uniknya di atas bukit itu terdapat patung seorang kesatria berkuda yang terbuat dari tembaga. Selama beberapa hari rombongan tersebut menyusuri jalan setapak hingga akhirnya mereka menemukan sebuah menara yang di bagian bawahnya tampak sesosok makhluk, makhluk itu memiliki sayap  dan 4 tangan,  2 tangannya serupa dengan tangan manusia, sedangkan 2 lainnya seperti kaki kuda dengan 2 buah kuku besar di ujungnya. Makhluk itu memiliki 3 mata bewarna merah menyala dan mengeluarkan lidah api.

Gubernur musa mendekati makhluk tersebut untuk bertanya sebenarnya siapa ia. Setelah bertanya-tanya makhluk itu pun menjawab dan menceritakan kisahnya.

Lalu gubernur Musa bertanya kemana arah menuju tempat tembaga. makhluk itu pun menunjukkan arah tersebut.

Singkat cerita rombongan tersebut berhasil tiba di kota tembaga, namun ada 25 pintu, tetapi hanya 1 pintu yang dapat dimasuki. Akhirnya mereka memakai cara untuk masuk ke dalam kota tersebut. ia mengusulkan untuk membuat tangga untuk memanjat tembok yang membentengi kota tersebut agar kita bisa membuka pintu dari dalam. tak berapa lama kemudian seluruh anggota rombongan menyusun kayu dan besi untuk membuat tangga, singkat cerita ada 12 orang prajurit yang mati sia" karna menjatuhkan diri dari atas tangga tersebut. akhirnya syekh mengajukan diri nya untuk naik tangga tersebut, setelah ia mencapai puncak tangga itu ia melihat 10 orang gadis cantik ia juga melihat danau yang terhampar di bawah.

Kemudian ia menyusuri tembok untuk mencari cara menuruni tembok tebal tersebu. Akhirnya ia menemukan sebuah pintu kecil. Setelah itu ia berjalan dengan menemukan ruangan yang di penuhi dengan mayat yang mengenakan seragam militer. Pikir gubernur musa salah 1 mayat tersebut memiliki kunci untuk membuka gerbang istana, ternyata setelah di cari-cari di dalam saku salah 1 mayat ia menemukan sebuat kunci. Ia juga memerintahkan bahwa yang masuk hanya sebagian saja.

Akhirnya mereka pun masuk ke dalan kota Tembaga tersebut, hal pertama yang di lakukan oleh mereka adalah menguburkan mayat-mayat yang bergelimpangan di mana-mana. lalu mereka melanjutkan perjalan menuju pasar kota, toko-toko di sana tampak masih utuh dan terbuka bahkan semua dagangan juga masih utuh, hanya saja semua manusia yang ada di sana tewas dengan keadaan yang sangat mengenaskan tubuh mereka kaku dan kulit mengering. Kemudian ia masuk ke dalam istana, di dalam gubernur musa menemukan sebuah ruangan yang amat luas. Di ke 4 sudut ruangan ada 4 buah ruangan yang kecil-kecil. mereka pun ke sana, di ruangan pertama mereka menemukan berbagai macam emas dan perak, pada ruangan ke 2 mereka menemukan berbagai macam senjata, di ruangan ke 3 mereka menemukan beberapa peti yang tertutup, di dalam ruangan ke 4 mereka menemukan berbagai peralatan makan yang terbuat dari emas dan perak.

Setelah itu rombongan kembali bergerak hingga mereka tiba di sebuah pintu yang amat indah, setelah pintu itu di buka tampaklah sebuah selasar panjang, mereka menyusuri selasar tersebut, di sela-sela selasar tergantung kain panjang yang di atasnya terdapat gambar aneka jenis binatang. Ketika tiba di ujung selasar rombongan tersebut terkejut bukan kepalang ketika melihat di atas ranjang tersebut  tergolek tubuh seorang gadis yang amat cantik, gadis itu mengenakan pakaian yang amat mewah bertaburkan mutiara , dan di samping gadis itu ada 2 patung prajurit yang seolah -olah sedang menjaga gadis tersebut, 1 patung membawa sebuah gada, sedangkan satunya menggenggam pedang yang amat tajam.

Setelah itu gubernur memerintahkan anak buahnya untuk mengangkut sebagian barang berharga yang terdapat di tempat itu dan memperingatkan agar mereka tidak menyentuh pakaian yang di kenakan oleh ratu. tetapi Thalib bin sahal kurang berpendapat dengan gubernur, thalib ingin mengambil pakaian yang di kenakan oleh ratu , tetapi gubernur tidak mengurusi nya, sementara itu tanpa mempedulikan tanggapan gubernur, thalib bin sahal mendekati si gadis untuk memenuhi keinginannya, ketika ia telah berdiri tepat di antara 2 buah patung pengawal, tanpa di sadari, patung yang membawa gada langsung mengayunkan gada yang di pegangnya ke arah punggung thalib bin sahal, sementara patung yang menggenggam pedang juga langsung mengayunkan pedangnya tepat ke leher thalib hingga putus seketika, semua yang melihat kepala thalib menggelinding terkejut bukan kepalang.

Setelah menguburkan jenazah thalib bin sahal, mereka kembali bergerak untuk meninggalakan kota tembaga untuk melanjutkan perjalanan, mereka akhirnya tiba di sebuah gunung yang terletak di tepi laut. Di sekitar lereng gunung mereka bertemu dengan sekelompok suka yang tinggal di dalam gua. Kemudian gubernur musa memerintahkan rombongannya untuk berhenti dan mendirikan kemah di tempat itu. Setelah itu datanglah kepala suku asing untuk menemui gubernur. Gubernur musa pun menyampaikan maksud tujuan ia datang ke kota ini, kemudian  kepala suku pun memerintahkan prajuritnya untuk membawakan guci nabi Sulaiman yang di dalamnya ada jin yang terkurung di laut.

Singkat cerita para penyelam pun kembali dengan membawa 12 guci peninggalan Nabi Sulaiman yang langsung di serahkan oleh kepala suku kepada gubernur musa. Lalu gubernur musa berpamitan untuk melakukan perjalanan pulang. Setelah tiba di damaskus  mereka langsung menghadap khalifah malik, gubernur pun menceritakan pengalamannya saat ia berada di kota tembaga.

Khalifah lalu mengambil guci tersebut dan membukannya, ajaib satu per satu dari dalam guci di buka mengeluarkan asap yang kemudian berwujud menjadi jin. Khalifah sangat senang dan takjub, untuk meluapkan rasa senangnya ia membagikan harta kepada umat Islam.

Analisis Intrinsik dan Ekstrinsik :

Tema : Perjalanan menemukan guci-guci Nabi Sulaiman As.

Alur  Menggunakan alur maju-mundur. Karena si penulis menceritakan cerita yang tidak berurutan dari awal hingga akhir

Penokohan :

  1. Khalifah Abdul Malik bin Marwan = Khalifah / raja dinasti Umayyah yang alim dan penasaran dengan hikmah dan kekuasaan nabi Sulaiman yang diberikan Allah SWT.
  2. Gubernur Musa bin Nusair = Seorang pejabat tinggi dan jenderal perang pemberani dan taat kepada perintah Khalifah untuk pencarian guci nabi ulaiman.
  3. Syekh Abdush Shamad = Seorang cendekiawan berpengetahuan luas dan seorang pengembara ke berbagai daratan dan lautan.
  4. Thalib bin Sahal= Prajurit bawahan khalifah yang bercerita jin yang dimurkai nabi Sulaiman dan kemukjizatannya, dan menjadi utusan khalifah menyampaikan surat kepada gubernur Musa bin Nusair.
Sudut Pandang : Sudut pandang pengarang adalah orang ketiga serba tahu.

Latar :

  1. Tempat            = Istana, Bukit, Kota Tembaga, Lereng gunung
  2. Waktu              = Berhari-hari, Berbulan-bulan, Pada zaman dahulu kala
  3. Suasana          = Tegang, Takut, Bingung, Sedih, Kaget, Senang, Puas, Takjub

Amanat Dalam menjalani hidup harus selalu amanah, dan tidak boleh serakah dan tertipu oleh dunia.

Nilai / Pesan      :

Moral              Kita tidak boleh serakah, karna semua apa yang ada di dunia tidak bisa kita bawa mati dan akan di pertanggung jawab kan semua di akhirat.

Agama            Kita tidak boleh tertipu oleh dunia karna kita semua akan mengahadapi hari yang dijanjikan. Kita juga harus menyiapkan untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh Allah SWT.

Sosial Budaya Kita harus menghormati wasiat orang yang telah tiada, dan tidak boleh mengambil barang yang bukan hak kita. 

Kesimpulan   :  

Kisah ini sangat bagus dan menginspirasi bagi para pembaca dan banyak sekali pesan/nilai pelajaran yang bisa kita petik dari kisah di buku ini.

*). Peresensi : Keycha Citra Amanda Aulia (Kelas 8-C)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meneladani Al Ghaniyy dengan semangat berbagi terhadap sesama dan memanfaatkan karunia untuk taat kepada Allah SWT *)

Menebar Cinta Kasih Kepada Sesama Makhluk dan Menjalin Silaturahmi kepada Sesama Muslim Sebagai Wujud Meneladani Ar-Ra'uuf *)

Pengamalan Ar–Ra’uuf : Memperkuat Hubungan Silaturrahim Dengan Keluarga *)