Menerapkan Adab Membaca Al-Quran dalam Kehidupan Sehari-hari *)

 Serial Literasi Adab Islami
 
Secara bahasa Al-Quran berasal dari bahasa arab, yaitu qara’a yaqra’u yang memiliki dua makna yaitu Talaa dalam bahasa indonesia diartikan yang dibaca/bacaan dan Jam’a dalam bahasa indonesia diartikan kumpulan dari berbagai macam kabar dan hukum sedangkan pengertian Al Quran secara istilah adalah kalamullah yang diturunkan kepada rasul-Nya dan penutup para nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW, yang diawali dengan surah Al-Fatihah (1) dan diakhiri surah An-Naas (141). 
Membaca Alquran menjadi suatu kewajiban bagi setiap Muslim, sebab Alquran adalah petunjuk langsung dari Allah SWT kepada umat Islam. Dalam kehidupan seorang Muslim, Al-quran bukan hanya sebagai sumber inspirasi, melainkan juga sebagai panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan membaca Alquran, seorang Muslim dapat memahami ajaran agama Islam secara mendalam, meresapi nilai-nilai moral, dan mengamalkan etika kehidupan sejalan dengan ajaran-Nya. Membaca Alquran juga merupakan bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, menguatkan iman, dan memperdalam penghayatan terhadap ajaran Islam. Oleh karena itu, membaca Alquran bukan hanya sekadar kegiatan spiritual, tetapi juga merupakan langkah konkrit dalam memperkuat identitas keislaman dan meraih keberkahan hidup.
Allah menyeru kepada semua manusia bahwa telah didatangkan Alquran kepada mereka melalui Rasul-Nya. Di dalamnya terkandung pedoman hidup yang sangat berguna bagi kehidupan umat manusia. Ada 4 (empat) fungsi Al-Quran bagi umat manusia, sebagaimana diterangkan dalam QS. Yunus : 57 berikut ini;
Artinya : "Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu mauizah (pengajaran dan peringatan yaitu Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”
Ayat tersebut menyimpulkan fungsi Al Quran al-Karim dalam memperbaiki jiwa manusia. Di antaranya; Pertama, Mauidhah, yaitu pelajaran dari Allah kepada seluruh manusia agar mereka mencintai yang hak dan benar, serta menjauhi perbuatan yang batil dan jahat. Pelajaran ini harus betul-betul dapat terwujud dalam perbuatan mereka. Kedua, sebagai Syifa yaitu penyembuh bagi penyakit yang bersarang di dada manusia, seperti penyakit syirik, kufur dan munafik, Termasuk pula semua penyakit jiwa yang mengganggu ketenteraman jiwa manusia, Ketiga, Huda yaitu petunjuk ke jalan yang lurus yang menyelamatkan manusia dari keyakinan yang sesat dengan jalan membimbing akal dan perasaannya agar berkeyakinan yang benar dengan memperhatikan bukti-bukti kebenaran Allah, Keempat, Rahmah yaitu karunia Allah yang diberikan kepada orang-orang mukmin, yang dapat mereka petik dari petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Alquran.
Memperhatikan adab dalam membaca Al-Quran menjadi sangat penting karena adab tersebut mencerminkan penghormatan dan kekhusyukan terhadap kalamullah, firman Allah. Adab membaca Al-Quran tidak hanya berkaitan dengan tata cara fisik, seperti bersuci dan menjaga kebersihan, melainkan juga mengandung etika. Dengan menjalankan adab membaca Al-Quran, seseorang menciptakan ruang hati yang lebih terbuka untuk meresapi makna-makna yang terkandung dalam setiap ayat. Adab juga membangun kesadaran akan kehadiran Allah, mengajarkan rasa hormat, dan menumbuhkan kekhusyukan dalam ibadah. Selain itu, menjaga adab membaca Al-Quran membantu seseorang menghindari sikap kurang hormat terhadap kitab suci, sehingga proses memahami dan mengamalkan ajaran-Nya dapat berlangsung dengan penuh keikhlasan dan rasa takwa. Dengan memperhatikan adab, membaca Al-Quran bukan hanya rutinitas, tetapi menjadi bentuk pengabdian yang mendalam dan bermakna dalam perjalanan spiritual seseorang.
 
Taddabur dalam konteks Islam merujuk pada sikap atau tindakan merenung dengan mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, tanda-tanda kebesaran Allah, dan pelajaran dari peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. Ini merupakan refleksi serius terhadap ajaran-ajaran Islam. Taddabur melibatkan pemahaman yang mendalam terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, bukan hanya membaca atau menghafal tanpa memahami maknanya. Sikap taddabur mengajak umat Islam untuk merenungkan makna-makna dari ayat-ayat Allah, mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, dan mencari hikmah serta pelajaran yang dapat diambil untuk meningkatkan iman dan ketakwaan. Dengan menerapkan taddabur, seorang Muslim diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Islam, meningkatkan kesadaran spiritual, dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Taddabur juga dianggap sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat hubungan antara hamba dengan Sang Pencipta. Surat yang menjelaskan tentang adab-adab membaca Al-Quran salah satunya adalah surat Annisa’ ayat 82 yang berbunyi :

Artinya ; Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya. 

Pada ayat tersebut Allah SWT memerintahkan hamba-hambanya untuk mentaddaburi Al-Quran, karena dengan mentadaburinya akan tersingkap bukti-bukti kebenarannya dan bersinar cahayanya. Ayat yang lain juga menjelaskan tentang tadabbur dalam membaca Al-Quran sebagaimana surat Muhammad ayat 24 yang berbunyi :

Ayat diatas menegaskan bahwa orang munafik itu tidak mau memperhatikan petunjuk Al-Qur'an, atau tidak memahaminya, karena hati mereka telah terkunci.
              Membaca dan mempelajari Al-Qur'an memiliki keutamaan yang tinggi dalam Islam. Setiap huruf yang dibaca membawa pahala besar yang dikalikan berlipat ganda, menciptakan peluang besar untuk memperoleh pahala yang berlimpah. Membaca Al-Qur'an dapat melindungi diri dari kesesatan dan godaan, memberikan perlindungan spiritual dan moral. Orang yang rajin membaca dan mempelajari Al-Qur'an di dunia ini dapat mengharapkan kenaikan derajat di akhirat, dan Al-Qur'an sendiri akan memberikan syafaat di hari kiamat. Oleh karena itu, membaca dan memahami Al-Qur'an tidak hanya menjadi amalan yang penuh keberkahan, tetapi juga merupakan langkah menuju keselamatan dunia dan akhirat.

*). Penulis : Nayla Fathimatuz Zahra (Kelas 7K  Akselerasi)



 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meneladani Al Ghaniyy dengan semangat berbagi terhadap sesama dan memanfaatkan karunia untuk taat kepada Allah SWT *)

Menebar Cinta Kasih Kepada Sesama Makhluk dan Menjalin Silaturahmi kepada Sesama Muslim Sebagai Wujud Meneladani Ar-Ra'uuf *)

Pengamalan Ar–Ra’uuf : Memperkuat Hubungan Silaturrahim Dengan Keluarga *)